MAKALAH IKHTIOLOGI
ANATOMI DAN SISTEM PENCERNAAN IKAN
OLEH :
-
NGALEMI
GINTING (E10113021)
FAKULTAS PETERNAKAN
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Anatomi dan
Sistem Pencernaan Ikan ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca dan teman – teman untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jambi, 2014
penulis
!
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...............................................................................................!
DAFTAR
ISI.............................................................................................................!!
ANATOMI
IKAN.....................................................................................................1
A. Pengertian Anatomi ......................................................................................1
B. Prosedur Pembedahan..................................................................................3
C. Istilah – Istilah Anatomi...............................................................................4
D. Gelembung Berenang ..................................................................................5
SISTEM
PENCERNAAN.......................................................................................7
A. Alat Pencernaan......................................................................................7
B. Sistem
Pencernaan.................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................14
!!
ANATOMI IKAN
A. Pengertian
Anatomi
Anatomi merupakan salah satu cabang dari Ilmu Hayat
(Biologi) yang mempelajari organ-organ dalam suatu organisme. Anatomi suatu
spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar dalam
mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya.
Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu
spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap
lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut.
Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis
pada tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu,
alat pencernaan makanan, limpa, kelenjar kelamin, gelembung renang, dan
lain-lain (Gambar 1 dan 2).
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk
mengamati anatomis ikan yaitu:
a.
Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
b.
Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.
Agar organ-organ yang diamati berada pada kondisi
yang baik dan tetap berada pada posisi masing-masing, maka sebaiknya ikan yang
diamati adalah ikan-ikan yang telah diawetkan sebelumnya. Jika sampel ikan
telah diawetkan maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak,
jantung, hati, dan lain-lain, telah menggumpal atau mengeras dan tidak akan
terganggu pada saat dilakukan pembedahan. Bahan pengawet yang digunakan adalah
larutan formalin 10%.
1
Gambar 1 : Letak organ
dalam pada ikan Osteichthyes (Affandi et al., 1992)
Gambar 2 : Letak organ
dalam pada ikan Chondrichthyes (Affandi et
al.,
1992)
2
B. Prosedur
Pembedahan
Untuk melakukan pembedahan yang baik haruslah
dilakukan dengan urutan sebagai berikut (Gambar 3):
1.
Ikan yang akan diamati, diletakkan di atas papan bedah atau baki bedah dengan
kepala menghadap ke sebelah kiri dan bagian punggung terletak di bagian atas.
2.
Dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam dibuat sayatan membujur,
dimulai dari pertengahan mulut kemudian terus ke arah bagian atas kepala
sehingga otak akan tampak.
3.
Jika sayatan telah melewati daerah tengkuk (kuduk) maka penyayatan harus
dilakukan dengan hati-hati agar ujung pisau tidak melewati dasar tulang
punggung. Hal ini dimaksudkan agar organ yang berada di bawah tulang punggung
tidak terganggu.
4.
Penyayatan atau pembedahan harus diarahkan ke bagian bawah pada saat pisau
bedah telah mendekati bagian ekor. Ujung sayatan kemudian berakhir di daerah
belakang anus.
5.
Dengan menggunakan gunting bedah, bagian dasar tubuh (dasar perut) kemudian
digunting mengarah ke bagian depan sehingga otot-otot yang membungkus
organ-organ dalam dapat dibuka secara keseluruhan.
6.
Bagian yang dikelupas (telah dibuka) hanya bagian sebelah depan saja sehingga
dengan demikian letak organ dalam, mulai dari organ-organ yang terletak di
bagian kepala sampai ke organ-organ yang terletak di bagian belakang, akan
nampak jelas terlihat.
7.
Organ-organ yang tidak nampak dalam preparat dapat dicari dengan cara menelusuri
dan membandingkannya dengan pustaka.
3
Gambar 3 : Prosedur pembedahan tubuh ikan (Andy
Omar, 1987)
C. Istilah-istilah
Anatomi
Beberapa
istilah anatomi yang sering ditemukan adalah:
-
cranial = ke arah kepala - anterior = ke arah muka
-
caudal = ke arah ekor -
posterior = ke arah belakang
-
superior = ke arah atas (atas) - dexter = sebelah kanan
-
inferior = ke arah bawah (bawah) - sinister = sebelah kiri
-
dorsal = ke arah punggung - lateral = ke arah sisi/samping
-
ventral = ke arah perut - medial = ke arah tengah
-
abdominal = ke arah dalam perut -
proximal = mendekati arah batang
tubuh
-
thoracal = ke arah dada - distal =
menjauhi arah batang tubuh
Badan ikan dapat dibagi atas bidang-bidang (Gambar 4)
sebagai berikut:
-
Bidang medial, yaitu bidang yang jalannya memotong garis tengah dan berjalan
dari bagian dorsal ke ventral
-
Bidang sagittal, yaitu bidang yang jalannya sejajar dengan bidang median, di
sebelah kanan dan kiri garis tengah
-
Bidang frontal, yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang median dan
memotong bidang median dengan sudut 90º dari cranial ke caudal.
-
Bidang transversal, yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang frontal.
4
D. Gelembung
Berenang
Pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung
berenang (vesica natatoria = pneumatocyst). Gelembung berenang berfungsi
sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan dengan
kedalaman perairan.
Pneumatocyst terdapat di bagian dorsal rongga badan,
yaitu di sebelah ventral dari ren, aorta abdominalis, dan columna vertebralis.
Umumnya berbentuk oval dengan warna keputih-putihan, terdiri atas dua bagian
yang tidak sama besar. Dari bagian anterior, tepat di perbatasan antara bagian
anterior dan bagian posterior, keluar sebuah saluran yang menghubungkan
pneumatocyst dengan esophagus. Saluran ini disebut ductus pneumaticus dan
berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara ke dalam pneumatocyst (Gambar 5).
Gambar
4. Berbagai posisi tubuh ikan (Andy Omar 1987)
5
Gambar
5. Gelembung berenang (Bond, 1979)
Berdasarkan
ada tidaknya ductus pneumaticus, ikan-ikan dapat dibedakan atas dua golongan
yaitu:
-
Physostomi, adalah ikan-ikan yang memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan
karper (Cyprinus carpio carpio Linnaeus, 1758)
-
Physoclysti, adalah ikan-ikan yang tidak memiliki ductus pneumaticus, misalnya
ikan mujair (Oreochromis mossambicus (Peters, 1852))
6
SISTEM
PENCERNAAN
A. Alat
Pencernaan
Pencernaan pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir
di anus. Fungsi alat pencernaan adalah untuk menghancurkan zat makanan (molekul
makro) menjadi zat terlarut (molekul mikro) sehingga zat makanan tersebut mudah
diserap dan kemudian dapat digunakan pada proses metabolisme di dalam tubuh
ikan. Proses pencernaan pada ikan terjadi dalam dua bentuk yaitu secara fisik
yang terjadi di dalam rongga mulut dan lambung, dan secara kimiawi yang terjadi
di dalam lambung dan usus.
Alat pencernaan pada ikan sering berbeda antar satu
spesies dengan spesies lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
dalam pola adaptasi terhadap makanannya. Alat pencernaan yang sering mengalami
adaptasi adalah bibir, gigi, mulut, dan saluran pencernaan.
Alat pencernaan terdiri dari dua bagian, yaitu
saluran pencernaan yang meliputi mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus,
lambung, pylorus, duodenum, intestinum, rectum, dan anus; serta kelenjar
pencernaan yang terdiri dari hati, empedu, dan pancreas.
Setiap alat pencernaan memiliki tugas masing-masing.
Mulut berguna untuk menangkap atau mengambil makanan. Adaptasi mulut ikan
terhadap makanannya menyebabkan ditemukannya beraneka macam bentuk mulut ikan. Ikan-ikan
yang biasanya mencari makanan dengan memangsa jenis ikan lain, umumnya
mempunyai mulut yang lebar, sedangkan ikan-ikan yang biasa mengambil makanan
dengan jalan mengisap organisme yang menempel pada substrat (perifiton)
biasanya mempunyai bentuk bibir yang tebal (misalnya ikan tambakan, Helostoma
temmincki). Sebaliknya ikan belanak (Liza sp.) yang mencari makanan
di dasar perairan mempunyai bibir yang tebal dan kadangkadang mulutnya dapat
disembulkan.
Rongga mulut berfungsi untuk tempat mencabik atau
memotong-motong makanan. Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi. Berdasarkan
letaknya, terdapat tiga macam gigi pada ikan bertulang sejati, yaitu gigi
mulut, gigi rahang, dan gigi pharynx (Gambar 1). Sebaliknya berdasarkan
bentuknya, gigi ikan dapat dibedakan atas: cardiform (untuk merobek), villiform
(untuk merobek), canine (untuk mencengkeram), incisor, dan molariform (untuk
menggerus)(Gambar 2).
7
Lambung merupakan tempat penampungan makanan. Pada
dindingnya terdapat kelenjar yang dapat menghasilkan enzim dan asam lambung
dimana cairan ini membantu proses pencernaan. Bentuk anatomi lambung sangat bervariasi
tergantung kepada kebiasaan makanan ikan tersebut. Lambung ikan herbivora
berbeda dengan lambung ikan carnivora. Ikan herbivora tidak mempunyai lambung
yang sebenarnya, kalaupun ada maka merupakan lambung palsu yang merupakan
penggelembungan usus bagian depan. Umumnya ikan carnivora mempunyai lambung
yang berbentuk seperti tabung (Gambar 3), sedangkan pada ikan omnivora
berbentuk seperti kantung (Gambar 4). Pada beberapa ikan tertentu lambung
mengalami modifikasi. Pada ikan belanak (Liza sp.), lambung mengalami
modifikasi menjadi gizzard yang berfungsi sebagai alat untuk menggiling makanan
(Gambar 3). Gizzard mempunyai dinding (lapisan otot) yang lebih tebal dibanding
dengan dinding lambung biasa. Pada ikan cucut, usus mengalami modifikasi dimana
pada bagian dalamnya membentuk spiral (spiral valve). Dengan adanya spiral
valve ini, daerah penyerapan zat-zat makanan yang telah dicerna semakin luas (Gambar
5).
Pylorus terletak setelah lambung, berperan dalam mengatur
keluarnya makanan yang dicerna di lambung dan masuk ke dalam usus. Sedangkan
usus merupakan tempat proses penyerapan zat makanan yang telah tercerna, dan selanjutnya
sisa makanan dibuang melalui anus. Ikan-ikan herbivora yang tidak mempunyai
lambung, pencernaan yang intensif terjadi di dalam usus. Umumnya ikan-ikan
herbivora memiliki usus yang panjangnya beberapa kali panjang tubuhnya,
sedangkan ikan-ikan carnivora memiliki usus yang pendek atau sangat pendek bila
dibandingkan dengan panjang tubuhnya.
8
Gambar 1. Letak gigi pada ikan Osteichthyes (Bond,
1979)
Gambar 2. Bentuk-bentuk gigi ikan (Lagler et al., 1977)
9
Gambar 3. Alat pencernaan ikan carnivora dan gizzard
(Afandi et al.,
1992)
Gambar 4. Alat pencernaan ikan omnivora (Affandi et al., 1992)
10
Gambar
5. Alat pencernaan ikan cucut (Wischnitzer, 1972)
11
B. Sistem
Pencernaan
Sistem
pencernaan ikan umumnya terdiri dari:
a.
Saluran pencernaan (tractus digestivus), Walaupun bentuk saluran pencernaan
ikan dari depan sampai ke belakang hampir sama, tetapi masih dapat dibedakan
masing-masing bagian, sebagai berikut:
-
rongga mulut (cavum oris), pada rahangnya terdapat gigi-gigi kecil.
-
lidah (lingua), melekat pada dasar mulut dan tidak dapat digerakkan,
banyak
mengandung kelenjar lendir (glandula mucosa) tetapi tidak memiliki kelenjar
ludah (glandula salivales).
-
pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang terdapat di
daerah sekitar insang.
-
kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari pharynx,
berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
-
ventikulus (lambung), merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran
memanjang yang agak membesar. Batas dengan usus tidak terlalu jelas. Pada
beberapa spesies tertentu, di bagian akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan
berbentuk kantong buntu yang disebut pyloric caeca (appendices pyloricae).
Kantong buntu ini berguna untuk memperluas permukaan dinding ventrikulus agar pencernaan
dan penyerapan makanan dapat berlangsung lebih sempurna.
-
usus (intestinum), berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama
besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus ini diikat oleh
suatu alat penggantung yang disebut mesenterium, yang merupakan derivat dari
pembungkus rongga perut (peritonium).
b.
Kelenjar pencernaan (glandula digestoria)
-
hati (hepar), bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya di
bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus.
-
kantong empedu (vesica fellea), bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna
kehijau-hijauan, terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai saluran yang
disebut ductus cysticus yang bermuara pada usus. Kantong empedu berfungsi untuk
menampung dan menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus bila
diperlukan. Empedu berguna untuk mencernakan lemak.
12
Suatu kelenjar pencernaan lain yang disebut pancreas
tidak ditemukan pada ikan karena bersifat mikroskopis. Limpa atau lien berwarna
merah tua, melekat pada mesenterium di antara usus dan gonad, tidak masuk ke
dalam sistem pencernaan melainkan termasuk dalam systema
reticulo-endothelia.Secara garis besarnya, perbedaan antara struktur alat
pencernaan ikan herbivora dan ikan carnivora
adalah:
a.
Untuk ikan herbivora:
-
gigi tumpul dan kadang-kadang halus
-
tidak memiliki lambung tetapi usus bagian depan membesar membentuk lambung
palsu
-
panjang usus beberapa kali panjang tubuhnya
-
tapis insang panjang dan rapat
b.
Untuk ikan carnivora:
-
gigi runcing (gigi taring)
-
lambung memanjang
-
panjang usus sama atau lebih pendek daripada panjang tubuhnya
-
tapis insang pendek dan tidak rapat
13
DAFTAR
PUSTAKA
Affandi, R.,
D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman
Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z.
1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. dan
M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan. Departemen Biologi
Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Andy Omar, S.
Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan Universitas
Hasanuddin, Ujungpandang.
Bond, C.E. 1979.
Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Chiasson, R.
1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown Company
Publishers, Dubuque, Iowa.
Lagler, K.F.,
J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second
edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
Moyle, P.B. and
J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second edition.
Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Wischnitzer, S.
1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy. Second edition. W. H.
Freeman and Company, San Francisco.
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar