Selasa, 23 September 2014

ANATOMI DAN SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN

MAKALAH IKHTIOLOGI
ANATOMI DAN SISTEM PENCERNAAN IKAN


OLEH :
-          NGALEMI GINTING (E10113021)

FAKULTAS PETERNAKAN
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Anatomi dan Sistem Pencernaan Ikan  ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca dan teman – teman  untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.






Jambi,                     2014

                                                                                                            penulis



!
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................!
DAFTAR ISI.............................................................................................................!!
ANATOMI IKAN.....................................................................................................1
A. Pengertian Anatomi ......................................................................................1
B. Prosedur Pembedahan..................................................................................3
C. Istilah – Istilah Anatomi...............................................................................4
D. Gelembung Berenang ..................................................................................5
SISTEM PENCERNAAN.......................................................................................7
A. Alat Pencernaan......................................................................................7
B. Sistem Pencernaan.................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
                                             









!!

ANATOMI IKAN
A.    Pengertian Anatomi
Anatomi merupakan salah satu cabang dari Ilmu Hayat (Biologi) yang mempelajari organ-organ dalam suatu organisme. Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya.
Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut.
Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan makanan, limpa, kelenjar kelamin, gelembung renang, dan lain-lain (Gambar 1 dan 2).

Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
a. Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
b. Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.

Agar organ-organ yang diamati berada pada kondisi yang baik dan tetap berada pada posisi masing-masing, maka sebaiknya ikan yang diamati adalah ikan-ikan yang telah diawetkan sebelumnya. Jika sampel ikan telah diawetkan maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak, jantung, hati, dan lain-lain, telah menggumpal atau mengeras dan tidak akan terganggu pada saat dilakukan pembedahan. Bahan pengawet yang digunakan adalah larutan formalin 10%.







1


Gambar 1 : Letak organ dalam pada ikan Osteichthyes (Affandi et al., 1992)

Gambar 2 : Letak organ dalam pada ikan Chondrichthyes (Affandi et al., 1992)

2
B.     Prosedur Pembedahan
Untuk melakukan pembedahan yang baik haruslah dilakukan dengan urutan sebagai berikut (Gambar 3):
1. Ikan yang akan diamati, diletakkan di atas papan bedah atau baki bedah dengan kepala menghadap ke sebelah kiri dan bagian punggung terletak di bagian atas.
2. Dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam dibuat sayatan membujur, dimulai dari pertengahan mulut kemudian terus ke arah bagian atas kepala sehingga otak akan tampak.
3. Jika sayatan telah melewati daerah tengkuk (kuduk) maka penyayatan harus dilakukan dengan hati-hati agar ujung pisau tidak melewati dasar tulang punggung. Hal ini dimaksudkan agar organ yang berada di bawah tulang punggung tidak terganggu.
4. Penyayatan atau pembedahan harus diarahkan ke bagian bawah pada saat pisau bedah telah mendekati bagian ekor. Ujung sayatan kemudian berakhir di daerah belakang anus.
5. Dengan menggunakan gunting bedah, bagian dasar tubuh (dasar perut) kemudian digunting mengarah ke bagian depan sehingga otot-otot yang membungkus organ-organ dalam dapat dibuka secara keseluruhan.
6. Bagian yang dikelupas (telah dibuka) hanya bagian sebelah depan saja sehingga dengan demikian letak organ dalam, mulai dari organ-organ yang terletak di bagian kepala sampai ke organ-organ yang terletak di bagian belakang, akan nampak jelas terlihat.
7. Organ-organ yang tidak nampak dalam preparat dapat dicari dengan cara menelusuri dan membandingkannya dengan pustaka.








3
Gambar 3 : Prosedur pembedahan tubuh ikan (Andy Omar, 1987)
C.    Istilah-istilah Anatomi
Beberapa istilah anatomi yang sering ditemukan adalah:
- cranial           = ke arah kepala                      - anterior          = ke arah muka
- caudal           = ke arah ekor                         - posterior        = ke arah belakang
- superior         = ke arah atas (atas)                - dexter            = sebelah kanan
- inferior          = ke arah bawah (bawah)        - sinister           = sebelah kiri
- dorsal            = ke arah punggung                - lateral            = ke arah sisi/samping
- ventral           = ke arah perut                        - medial           = ke arah tengah
- abdominal     = ke arah dalam perut             - proximal        = mendekati arah batang tubuh
- thoracal         = ke arah dada                                    - distal             = menjauhi arah batang tubuh
Badan ikan dapat dibagi atas bidang-bidang (Gambar 4) sebagai berikut:
- Bidang medial, yaitu bidang yang jalannya memotong garis tengah dan berjalan dari bagian dorsal ke ventral
- Bidang sagittal, yaitu bidang yang jalannya sejajar dengan bidang median, di sebelah kanan dan kiri garis tengah
- Bidang frontal, yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang median dan memotong bidang median dengan sudut 90º dari cranial ke caudal.
- Bidang transversal, yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang frontal.
4
D.    Gelembung Berenang
Pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung berenang (vesica natatoria = pneumatocyst). Gelembung berenang berfungsi sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan dengan kedalaman perairan.

Pneumatocyst terdapat di bagian dorsal rongga badan, yaitu di sebelah ventral dari ren, aorta abdominalis, dan columna vertebralis. Umumnya berbentuk oval dengan warna keputih-putihan, terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar. Dari bagian anterior, tepat di perbatasan antara bagian anterior dan bagian posterior, keluar sebuah saluran yang menghubungkan pneumatocyst dengan esophagus. Saluran ini disebut ductus pneumaticus dan berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara ke dalam pneumatocyst (Gambar 5).
Gambar 4. Berbagai posisi tubuh ikan (Andy Omar 1987)






5
Gambar 5. Gelembung berenang (Bond, 1979)

Berdasarkan ada tidaknya ductus pneumaticus, ikan-ikan dapat dibedakan atas dua golongan yaitu:
- Physostomi, adalah ikan-ikan yang memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan karper (Cyprinus carpio carpio Linnaeus, 1758)
- Physoclysti, adalah ikan-ikan yang tidak memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan mujair (Oreochromis mossambicus (Peters, 1852))







6
SISTEM PENCERNAAN
A.    Alat Pencernaan
Pencernaan pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Fungsi alat pencernaan adalah untuk menghancurkan zat makanan (molekul makro) menjadi zat terlarut (molekul mikro) sehingga zat makanan tersebut mudah diserap dan kemudian dapat digunakan pada proses metabolisme di dalam tubuh ikan. Proses pencernaan pada ikan terjadi dalam dua bentuk yaitu secara fisik yang terjadi di dalam rongga mulut dan lambung, dan secara kimiawi yang terjadi di dalam lambung dan usus.
Alat pencernaan pada ikan sering berbeda antar satu spesies dengan spesies lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam pola adaptasi terhadap makanannya. Alat pencernaan yang sering mengalami adaptasi adalah bibir, gigi, mulut, dan saluran pencernaan.
Alat pencernaan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan yang meliputi mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, duodenum, intestinum, rectum, dan anus; serta kelenjar pencernaan yang terdiri dari hati, empedu, dan pancreas.
Setiap alat pencernaan memiliki tugas masing-masing. Mulut berguna untuk menangkap atau mengambil makanan. Adaptasi mulut ikan terhadap makanannya menyebabkan ditemukannya beraneka macam bentuk mulut ikan. Ikan-ikan yang biasanya mencari makanan dengan memangsa jenis ikan lain, umumnya mempunyai mulut yang lebar, sedangkan ikan-ikan yang biasa mengambil makanan dengan jalan mengisap organisme yang menempel pada substrat (perifiton) biasanya mempunyai bentuk bibir yang tebal (misalnya ikan tambakan, Helostoma temmincki). Sebaliknya ikan belanak (Liza sp.) yang mencari makanan di dasar perairan mempunyai bibir yang tebal dan kadangkadang mulutnya dapat disembulkan.
Rongga mulut berfungsi untuk tempat mencabik atau memotong-motong makanan. Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi. Berdasarkan letaknya, terdapat tiga macam gigi pada ikan bertulang sejati, yaitu gigi mulut, gigi rahang, dan gigi pharynx (Gambar 1). Sebaliknya berdasarkan bentuknya, gigi ikan dapat dibedakan atas: cardiform (untuk merobek), villiform (untuk merobek), canine (untuk mencengkeram), incisor, dan molariform (untuk menggerus)(Gambar 2).


7
Lambung merupakan tempat penampungan makanan. Pada dindingnya terdapat kelenjar yang dapat menghasilkan enzim dan asam lambung dimana cairan ini membantu proses pencernaan. Bentuk anatomi lambung sangat bervariasi tergantung kepada kebiasaan makanan ikan tersebut. Lambung ikan herbivora berbeda dengan lambung ikan carnivora. Ikan herbivora tidak mempunyai lambung yang sebenarnya, kalaupun ada maka merupakan lambung palsu yang merupakan penggelembungan usus bagian depan. Umumnya ikan carnivora mempunyai lambung yang berbentuk seperti tabung (Gambar 3), sedangkan pada ikan omnivora berbentuk seperti kantung (Gambar 4). Pada beberapa ikan tertentu lambung mengalami modifikasi. Pada ikan belanak (Liza sp.), lambung mengalami modifikasi menjadi gizzard yang berfungsi sebagai alat untuk menggiling makanan (Gambar 3). Gizzard mempunyai dinding (lapisan otot) yang lebih tebal dibanding dengan dinding lambung biasa. Pada ikan cucut, usus mengalami modifikasi dimana pada bagian dalamnya membentuk spiral (spiral valve). Dengan adanya spiral valve ini, daerah penyerapan zat-zat makanan yang telah dicerna semakin luas (Gambar 5).
Pylorus terletak setelah lambung, berperan dalam mengatur keluarnya makanan yang dicerna di lambung dan masuk ke dalam usus. Sedangkan usus merupakan tempat proses penyerapan zat makanan yang telah tercerna, dan selanjutnya sisa makanan dibuang melalui anus. Ikan-ikan herbivora yang tidak mempunyai lambung, pencernaan yang intensif terjadi di dalam usus. Umumnya ikan-ikan herbivora memiliki usus yang panjangnya beberapa kali panjang tubuhnya, sedangkan ikan-ikan carnivora memiliki usus yang pendek atau sangat pendek bila dibandingkan dengan panjang tubuhnya.









8
Gambar 1. Letak gigi pada ikan Osteichthyes (Bond, 1979)
Gambar 2. Bentuk-bentuk gigi ikan (Lagler et al., 1977)
9
Gambar 3. Alat pencernaan ikan carnivora dan gizzard (Afandi et al., 1992)

Gambar 4. Alat pencernaan ikan omnivora (Affandi et al., 1992)

10
Gambar 5. Alat pencernaan ikan cucut (Wischnitzer, 1972)


11
B.     Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan ikan umumnya terdiri dari:
a. Saluran pencernaan (tractus digestivus), Walaupun bentuk saluran pencernaan ikan dari depan sampai ke belakang hampir sama, tetapi masih dapat dibedakan masing-masing bagian, sebagai berikut:
- rongga mulut (cavum oris), pada rahangnya terdapat gigi-gigi kecil.
- lidah (lingua), melekat pada dasar mulut dan tidak dapat digerakkan,
banyak mengandung kelenjar lendir (glandula mucosa) tetapi tidak memiliki kelenjar ludah (glandula salivales).
- pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang terdapat di daerah sekitar insang.
- kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari pharynx, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
- ventikulus (lambung), merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran memanjang yang agak membesar. Batas dengan usus tidak terlalu jelas. Pada beberapa spesies tertentu, di bagian akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan berbentuk kantong buntu yang disebut pyloric caeca (appendices pyloricae). Kantong buntu ini berguna untuk memperluas permukaan dinding ventrikulus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat berlangsung lebih sempurna.
- usus (intestinum), berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus ini diikat oleh suatu alat penggantung yang disebut mesenterium, yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).

b. Kelenjar pencernaan (glandula digestoria)
- hati (hepar), bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus.
- kantong empedu (vesica fellea), bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna kehijau-hijauan, terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai saluran yang disebut ductus cysticus yang bermuara pada usus. Kantong empedu berfungsi untuk menampung dan menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan. Empedu berguna untuk mencernakan lemak.

12
Suatu kelenjar pencernaan lain yang disebut pancreas tidak ditemukan pada ikan karena bersifat mikroskopis. Limpa atau lien berwarna merah tua, melekat pada mesenterium di antara usus dan gonad, tidak masuk ke dalam sistem pencernaan melainkan termasuk dalam systema reticulo-endothelia.Secara garis besarnya, perbedaan antara struktur alat pencernaan ikan  herbivora dan ikan carnivora adalah:
a. Untuk ikan herbivora:
- gigi tumpul dan kadang-kadang halus
- tidak memiliki lambung tetapi usus bagian depan membesar membentuk lambung palsu
- panjang usus beberapa kali panjang tubuhnya
- tapis insang panjang dan rapat
b. Untuk ikan carnivora:
- gigi runcing (gigi taring)
- lambung memanjang
- panjang usus sama atau lebih pendek daripada panjang tubuhnya
- tapis insang pendek dan tidak rapat














13
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan Universitas Hasanuddin, Ujungpandang.

Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown Company Publishers, Dubuque, Iowa.

Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.

Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy. Second edition. W. H. Freeman and Company, San Francisco.
























14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar