Selasa, 23 September 2014

MENGENAL LEBIH DALAM IKAN BETOK



MAKALAH BIOLOGI PERIKANAN
IKAN BETOK
OLEH
NAMA              :  NGALEMI GINTING
NIM                    :  J1B113021
KELAS              :  E


PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
Pengertian Ikan Betok
Betok adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik (Jw.), puyu (Mly.) atau pepuyu (bahasa Banjar). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus (Bloch, 1792).

Betok


Ikan betok, Anabas testudineus
Kingdom         :  Animalia
Filum               :  Chordata
Sub filum        :  Vertebrata
Kelas               :  Pisces
Sub kelas         :  Actinopterygii
Infra kelas       :  Teleostei
Super ordo      :  Acanthopterygii
Ordo                :  Perciformes
Family             :  Anabantidae
Genus              :  Anabas
Spesies            :  Anabas testudineus
Morfologi Ikan Betok
Ikan betok umumnya berukuran besar, panjang hingga sekitar 25 cm, berkepala besar dan bersisik keras kaku, bentuk badan agak lonjong. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan.
Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.
Ikan betok memiliki tipe warna abu-abu sampai kehijauan, dengan satu titik hitam pada bagian dasar ekor dan titik lainnya lagi hanya pada bagian belakang lempeng insang. Bagian ujung sisik dan sirip berwarna cerah.
Pada bagian operkulum dan preoperkulum keduanya bergerigi. Pada bagian pertama/depan dorsal dan anal kedua-duanya pnjang. Model tubuh cekung ke dalam, mulut berukuran lebih lebar dengan gigi berbentuk villiform. Memiliki elaborasi organ labirin pada bagian cekungan atas bagian pertama sampai bagian ketiga tulang lapis insang.
Menurut (Saanin, 1954) betok hanya memiliki satu sirip punggung atau dua sirip punggung yang bersambungan dengan sirip perut yang tidak bersatu. Ikan ini dapat mengambil udara di luar air (mempunyai alat labirin). Sirip punggung dan sirip dubur berjari-jari. Sirip perut dengan 6 jari-jari, sirip punggung dan sirip dubur dengan satu atau lebih dari satu jari-jari keras, sirip perut dengan 5 jari-jari atau kurang dari 5 jari-jari lemah dan 1 jari-jari keras. Rongga di atas rongga insang beralat berbentuk labirin, berbentuk gepeng, agak panjang, lubang insang sempit karena bagian gabungan daun insang lebar.
Ikan betok dalam keadaan normal menggunakan insang sebagai alat untuk bernafas, namun dalam kondisi ekstrim ia menggunakan labirin yang dimilikinya untuk mengambil oksigen langsung di udara. Dengan cara ini pula ia bertahan hidup dalam kondisi air yang minim dan sesekali berpindah dengan menggunakan siripnya sebagai alat untuk bergerak.
Kemampuan ikan betok untuk seperti berjalan didukung oleh gerakan ekornya, sirip dada dan tutup insang yang keras. Namun daya kekuatannya didaratan memang hanya beberapa jam saja, jika terlalu lama maka ia akan mati. Ikan betok bersifat predator dan sebagai hama di kolam budi daya.

Ciri-ciri induk jantan dan betina

Betina :
  • Tubuh gemuk dan lebar kesamping,
  • Warna badan agak gelap,
  • Sirip punggung lebih pendek,
  • Bagian bawah perut agak melengkung,
  • Jika matang gonad pada bagian perut diurut akan keluar telur,
  • Alat kelamin berwarna kemerah-merahan.
Jantan :
  • Tubuh ramping dan panjang,
  • Warna badan agak cerah,
  • Sirip punggung lebih panjang,
  • Bagian bawah perut rata,
  • Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih susu.

Syarat Tumbuh Ikan Betok (Anabas testudineus)
Pertumbuhan secara umum adalah perubahan ukuran, atau massa dari suatu unit kehidupan secara bertahap dalam hitungan waktu. Hal ini dapat berlaku dalam bagian organisme, atau bahkan hingga dalam skala populasi.
Dalam populasi, setiap bagiannya memiliki perbedaan dalam pertumbuhan bahkan ada yang bersifat negatif (Royce, 1973). Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal umumnya sulit dikontrol, diantaranya adalah keturunan, sex, umur, parasit, dan penyakit. Faktor eksternal yang utama yang mempengaruhi pertumbuhan ialah makanan dan suhu perairan (Effendie, 1997). Ikan betok jantan memiliki berat yang lebih besar dibandingkan ikan betina pada panjang tubuh yang sama.

Tingkah Laku dan Habitat Penyebaran Ikan Betok
Betok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengansaluran air terbuka.
Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Ikan betok jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar. Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan insang.
Akan tetapi, seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan betok memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair.
Ikan betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam “kaki depan”. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati.
Ikan betok merupakan ikan danau atau rawa (blackfishes), namun keika musim kemarau dan ketinggian air berkurang, ikan ini akan berusaha menuju sungai besar melalui sungai-sungai kecil yang merupakan penghubung menuju sungai induk. Ketika musim hujan ikan ini sering terlihat di wilayah daratan yang hanya dipenuhi beberapa sentimeter air saja, namun ketika musim kemarau ikan ini biasanya berada di perairan yang berlumpur (Inger dan Kong, 1962).
Di Indonesia, ikan ini dapat ditemukan di Sulawesi, Daratan Sunda, Sumatra, Kalimantan, dan termasuk ikan introduksi untuk Irian Jaya. Penyebaran ikan betok di dunia cukup luas mulai dari India, Tiongkok, Srilangka, Cina bagian Selatan, Philipina, Asia Tenggara lainnya, dan juga sepanjang garis Wallacea. Ikan ini merupakan ikan asli di wilayah Asia Tenggara, Sri Langka, Filipina, Cina.Ikan ini menyebar di kepulauan Indo-Australia (Berra, 2001).
Jenis dan Kualitas Makan Ikan
Setiap  hewan membutuhkan energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan juga reproduksi, energi tersebut berasal oleh makanan. Pada dasarnya, organisme yang baru lahir akan menerima makanan dari induknya, namun selanjutnya akan diupayakan oleh organisme itu sendiri (Nikolsky, 1963).
Makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan diserap oleh ikan sehingga dapat digunakan untuk menjalankan metabolisme tubuhnya. Kebiasaan makanan (food habit) ikan penting diketahui, karena pengetahuan ini memberikan petunjuk tentang pakan, dan selera organisme terhadap makanan.
Menurut (Effendie, 1997) kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Makanan alami ikan berasal dari berbagai kelompok tumbuhan dan hewan yang berada di perairan tersebut (Lagler, 1972). Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut.
Adanya makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti di atas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.
Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim serta habitat hidupnya. Tidak semua jenis makanan yang tersedia di sekitarnya dimakan dan dapat dicerna dengan baik oleh ikan.
Faktor-faktor yang menentukan dimakan atau tidaknya suatu jenis organisme makanan oleh ikan antara lain: ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna terlihatnya makanan, dan selera ikan terhadap makanan.
Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu spesies ikan tergantung kepada kebiasaan makanan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan, serta suhu air, juga kondisi umum dari spesies ikan tersebut (Beckman, 1962 dalam Asyarah, 2006). Berdasarkan jumlah variasi makanan, ikan dapat dibagi menjadi:
1)      Euryphagic adalah ikan pemakan bermacam-macam makanan.
2)      Stenophagic adalah ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit.
3)      Monophagic adalah ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan.
Jenis makanan yang akan dimakan oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan di alam, dan juga adaptasi fisiologis ikan tersebut misalnya panjang usus, sifat dan kondisi fisologis pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk tubuh dan tingkah lakunya (Welcomme, 2001).
Seperti telah dikemukakan bahwa berdasarkan makanannya secari garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, omnivora dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataanya banyak sekali overlap disebabkan oleh keadaan habitat sekelilingnya dimana ikan itu hidup.
Oleh karena, itu dalam pemeriksaan untuk menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya memerlukan contoh yang besar diambil dari berbagai macam lokasi. Apabila satu spesies ikan telah di ketahui secara umum kebiasaan makanannya.
Tetapi ketika diambil dari suatu perairan tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat itu secara alami tidak sesuai dengan ikan itu. Banyak sekali penelitian yang menunjukkan walaupun ikan itu sama spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila habitat perairannya sedikit berbeda hasilnya tidak sama.
Dengan demikian penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat relatif. Penyebaran organisme makanan yang dominan menyebabkan pengambilan makanan itu akan bertambah sedangkan pengambilan organisme yang lain oleh ikan itu akan menurun. Ketersediaan makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila kita menganalisa makanan ikan itu dan membandingkannya dengan makanan yang terdapat dalam perairan.
Kebiasaan Cara Makan Ikan (Feeding Habits)
Menurut (Effendie, 1997) Kebiasaan cara makan ikan adalah cara ikan mendapatkan makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata.
Penciuman dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh. Ikan yang menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan penciuman dan persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak.
Aktifitas mencari makan pada ikan pada alam bebas merupakan pekerjaan harian yang rutin dimana makanan tadi diketahui oleh ikan dengan cara penglihatan, perabaan, penciuman. Makanan yang tersedia di alam dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat diketahui dengan mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar diet harian yang diambil ikan berbagai umur dan ukuran.
Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan sering kali di hubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya. Jadi ikan herbivora secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan. Oleh karena itu, ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicerna.
Ikan herbivora ini harus dapat mengekstraksi nutrisi melalui ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna. Secara kontras ikan karnivora mempunyai usus yang lebih pendek khusus.
            Beberapa garis besar morfologi macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan makanannya:
a.       Ikan herbivora
      Tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaiut bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekresikan asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat pencerna makanannya. Ususnya panjang, berliku-liku, dindingnya tipis.
b.      Ikan karnivora
Mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan jari-jari tapis ingsangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut dan mengilas mangsa. Punya lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.
c.       Ikan omnivora
      Mempunyai gigi kecil, lambung berbentuk kantung, memiliki usus sedang atau hampr sama dengan panjang tubuhnya.
      Berdasarkan kebiasaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Letak mulut ada yang inferior (di bawah kepala) seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer, Polyodon, dan lain-lain.
      Mulut yang letaknya terminal (di ujung depan kepala) terdapat kebanyakan ikan, mulut ikan yang letaknya superior (di bagian atas). Selain letaknya, mulut ikan bervariasi baik dalam bentuk, besar dan perlengkapan lainnya seperti gigi, alat peraba dan lainnya.
      Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak mempunyai bentuk tadi.
      Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil sekali terjadi persaingan interspesifik. Dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu mengadakan penyesuaian yang menguntungkan dalam cara pengambilan makanan terhadap lingkungannya.
      Untuk larva ikan, mata merupakan indera yang penting untuk mencari dan menangkap makanannya. Bila larva menemukan mangsa didepan tubuhnya ia akan beraksi dengan menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ia menggerakkan tubuh berupa loncatan-loncatan kecil. Bila mangsa sudah dekat yaitu kira-kira 1–2 mm di depan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari posisi badan berbentuk huruf s kemudian menangkap mangsa tadi.
      Ikan ini sebagai pemakan plankton yang mempunyai mulut relatif kecil dan umumnya tidak ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton yang di makan. Plankton yang masuk ke dalam mulut bersama-sama air, plankton akan tinggal dalam mulut sedangkan airnya akan melalui celah insang.
      Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat pencernaan tidak mempunyai lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan plankton relatif panjang tetapi tidak dilengkapi dengan perlengkapan sempurna untuk mencerna. Ikan pemakan plankton kalau makan, ada yang suka membentuk suatu kelompok dan mencari kelompok plankton yang padat.
      Ikan pemakan dasar, pada waktu mencari makanan mengunakan sungut untuk meraba dasar perairan. Persentuhan sungut dengan mangsa atau makanannya akan menggerakkan mulut untuk mengambil mangsa. Kebanyakan makanan yang diambil terdiri dari invertebrata.
      Mulut pemakan dasar, ada yang dilengkapi dengan gigi halus yang memenuhi ruang atas dan bawah, tetapi ada pula yang tidak dilengkapi dengan gigi seperti yang terdapat pada ikan mas. Ikan mas yang sudah tua dan besar akan merubah kebiasaan makanannya dari pemakan dasar menjadi pemakan rumput.
Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari makanan dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung.
Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas yang suka berkelompok jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingkan dengan ikan yang terisolir. Tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanan tadi.
      Kadang-kadang ikan buas mengalami kesulitan menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang terlepas.
      Menurut (Jhingran, 1975), ikan betok di India memiliki jenis makanan yang berbeda pada setiap fase hidupnya. Pada masa larva, ikan betok akan memakan protozoa, dan kutu air. Kemudian ketika pada tahap juvenil, ikan betok akan memakan nyamuk atau insekta air lainnya misalnya kutu air. Pada tahap dewasa, ikan akan memakan insekta, kutu air, fragmen tumbuhan, serta ikan. Namun, secara keseluruhan makanan utamaikan betok adalah serangga.
      Hasil penelitian (Samuel, 2002) juga disebutkan bahwa berdasarkan analisa organisme makanan ikan betok yang terdapat di Danau Arang-Arang, Jambi adalah dominan detritus, kemudian juga terdapat cacing dan ikan. Menurut (Axelrod, 1983) pada tahap larva, ikan betok memakan alga kecil bersel tunggal, selanjutnya alga besar bersel tunggal atau alga bersel banyak.
      Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakan feeding periodicity yaitu, masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24 jam. Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali. Lamanya ada yang satu jam atau dua jam bahkan ada yang terus menerus.
     Secara umum, kebiasaan makan ikan dibagi menjadi beberapa hal seperti berikut :
a.   Kebiasaan makan ikan berdasarkan tempat
1)      Ikan dasar perairan (domersal), yakni ikan jenis ini banyak menghabiskan aktivitasnya di dasar perairan. Contohnya: lele dumbo dan patin.
2)      Ikan lapisan tengah perairan, yakni ikan yang mencari makanan yang mengapung di tengah perairan. Ikan jenis ini hanya sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di dasar perairan. Contohnya : ikan mas dan ikan bawal.
3)      Ikan permukaan perairan, yakni ikan yang mencari makanan di permukaan air. Umumnya, ikan jenis ini menghabiskan waktunya lebih lama berada di lapisan atas perairan. Ikan dengan kebiasaan seperti ini disebut dengan pelagis atau ikan permukaan. Ikan gurami, ikan mujair, ikan nila termasuk dalam kategori ini.
4)      Ikan menempel, yakni ikan pemakan bahan organik yangmenempel pada subtrat (benda yang terdapat di dalam air), baik yang berada di dalam kolam air (lapisan tengah) maupun yang berada di dasar perairan. Ikan nilem dan ikan sapu-sapu termasuk dalam kategori ini.
b.  Kebiasaan makan ikan berdasarkan waktuss
1)  Jenis ikan yang aktif mencari makan pada siang hari (diurnal). Aktivitas makan ikan ini banyak dilakukan pada siang hari. Pada malam hari, mereka lebih banyak beristirahat. Misalnya: ikan mas, nila, bawal, dan gurami.
2)  Jenis ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Jenis ikan yang aktif mencari makanan pada malam adalah lele dumbo, lele lokal, dan patin (jambal).
Kerangka Pikir
      Ikan betok (Anabas testudineus) dikenal sebagai ikan pemakan bermacam-macam makanan di perairan tawar. Ikan betok (Anabas testudineus) menggunakan penciuman dan persentuhan dalam mencari makanan jika perairan tersebut kurang cahaya atau dalam perairan keruh.
      Biasanya ikan ini akan terus tumbuh jika ketersediaan makanan di perairan tersebut masih tersedia. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu.
      Oleh karena itu, penelitian ini menfokuskan pada pengaruh jenis makanan terhadap pertumbuhan ikan betok (Anabas testudineus). Jenis makanan yang dimaksud dalam objek penelitian ini adalah cacing tanah, kangkung dan roti untuk setiap perlakuan pada ikan betok (Anabas testudineus). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut :











Daftar isi
Pemerian
Ikan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku.
Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (kadang-kadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang.
Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.


Kiat Tips dan cara memancing ikan Papuyu atau bethok atau engkut krup

- Bagaimana memancing ikan papuyu agar cepat  dan sukses.

Peralatan :
1. Joran bambu atau buatan
2. Pelampung khusus ikan betok atau papuyu
3. Kail ukuran kecil saja
4. pemisah kail

Jenis Umpan ikan papuyu / bethok :

1. Cacing , cacing tanah
2. Kroto besar, kroto kecil yang sudah diolah dengan perekat getah nangka dan minyak ikat
3. Anak lebah / anak naning / anak tawon
4. Anak kecoa (kecoa kecil kehitaman)
5. Jangkrik
6. Udang Kupas
7. Ulat Bumbung / cengkilung
8. Ulat daun pisang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyOpxvnLZEbGfnxgm4lnn27ukBekQQrhmZNj0KDKIkjrH91VQ8sIrF7X9rBN-nWtErtdqNDdvW9PVOzjAwbsMdVjOrsa4DVV6vMTXpLx9v-YJTO7Yew1PpJJGt0bLuFOY1tgTFadZQ3rU/s320/cara-memperbanyak-kroto.jpg



Untuk Bom / chumming / perangsang :
1. kroto kecil , ditaburkan sedikit saja di sungai yang diperkirakan ada ikan bethoknya maka ikan puyu atau betok terdekat akan mendekat ,
2. pelet / katul / dedak

Tehnik mengetahui keberadaan Ikan papuyu :
1. Mengeluarkan gelembung udara besar (lebih besar dari gelembung ikan sepat) terlihat diatas permukaan air pertanda bahwa ikan betok besar ada disekitar.
2. Kehidupan ikan papuyu terpisah dengan ikan papuyu yang lainnya, sehingga ketika memancing ikan papuyu besar harus berpindah pindah setelah mendapat - / + 2 ekor

papuyu besar.
3. Sarang tempat tinggal ikan papuyu besar biasanya berada dibawah tumbuhan air seperti kapu , eceng gondok , dan tumbuhan air lainnya yang tidak terlalu dalam
4. Ikan papuyu akan keluar sarang ketika hujan dan panas atau menjelang magrib.
5. Ikan papuyu yang masih kecil dan ukuran sedang cenderung hidup bergerombol dan tetap ditempat dimana ada banyak makanan.
6. Jika musim hujan ikan betok ini cenderung bersembunyi didaerah yang terlindung seperti dibawah jembatan dan dibawah tumbuhan air
7. Jika musim kemarau ikan betok atau papuyu ini senang di perairan agak tinggi disekitar ikan sepat.
8. Ikan Papuyu cenderung berada di perairan tenang tidak berarus
 
Tips dan Tehnik memancing ikan puyu atau ikan betok :
1. Dengan menggunakan umpan cacing joran diturun naikkan biar cacing diair terlihat melambai lambai,
2. Menggunakan umpan kroto yang besar dengan cara memasang dikail perlahan sampai ujung dan dirapikan umpannya keujung kail diusahakan agar krotonya tidak terlalu
bocor karena kail, joran dilabuhkan ke tempat spot yang sudah di lempar perangsang kroto kecil. Jika umpan kroto pada kail sudah tidak terlihat lagi cairan putihnya segera ganti dengan kroto yang lain , karena ikan puyu lebih menyukai kroto yang masih ada cairan susunya.

Referensi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar