MAKALAH BIOLOGI PERIKANAN
IKAN BETOK
OLEH
NAMA : NGALEMI GINTING
NIM : J1B113021
KELAS :
E
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
Pengertian
Ikan Betok
Betok adalah nama
sejenis ikan yang
umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain
seperti bethok atau bethik (Jw.), puyu
(Mly.) atau pepuyu (bahasa Banjar). Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch,
merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas
testudineus (Bloch, 1792).
Betok
|
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Actinopterygii
Infra kelas : Teleostei
Super ordo : Acanthopterygii
Ordo :
Perciformes
Family : Anabantidae
Genus : Anabas
Spesies : Anabas testudineus
Morfologi
Ikan Betok
Ikan betok
umumnya berukuran besar, panjang hingga sekitar 25 cm, berkepala besar dan
bersisik keras kaku, bentuk
badan agak lonjong. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak
kecoklatan atau kehijauan.
Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di
sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan.
Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang
tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.
Ikan betok
memiliki tipe warna abu-abu sampai kehijauan, dengan satu titik hitam pada
bagian dasar ekor dan titik lainnya lagi hanya pada bagian belakang lempeng
insang. Bagian ujung sisik dan sirip berwarna cerah.
Pada bagian
operkulum dan preoperkulum keduanya bergerigi. Pada bagian pertama/depan dorsal
dan anal kedua-duanya pnjang. Model tubuh cekung ke dalam, mulut berukuran
lebih lebar dengan gigi berbentuk villiform. Memiliki elaborasi organ labirin
pada bagian cekungan atas bagian pertama sampai bagian ketiga tulang lapis
insang.
Menurut
(Saanin, 1954) betok hanya memiliki satu sirip punggung atau dua sirip punggung
yang bersambungan dengan sirip perut yang tidak bersatu. Ikan ini dapat
mengambil udara di luar air (mempunyai alat labirin). Sirip punggung dan sirip
dubur berjari-jari. Sirip perut dengan 6 jari-jari, sirip punggung dan sirip
dubur dengan satu atau lebih dari satu jari-jari keras, sirip perut dengan 5
jari-jari atau kurang dari 5 jari-jari lemah dan 1 jari-jari keras. Rongga di
atas rongga insang beralat berbentuk labirin, berbentuk gepeng, agak panjang,
lubang insang sempit karena bagian gabungan daun insang lebar.
Ikan betok
dalam keadaan normal menggunakan insang sebagai alat untuk bernafas, namun
dalam kondisi ekstrim ia menggunakan labirin yang dimilikinya untuk mengambil
oksigen langsung di udara. Dengan cara ini pula ia bertahan hidup dalam kondisi
air yang minim dan sesekali berpindah dengan menggunakan siripnya sebagai alat
untuk bergerak.
Kemampuan
ikan betok untuk seperti berjalan didukung oleh gerakan ekornya, sirip dada dan
tutup insang yang keras. Namun daya kekuatannya didaratan memang hanya beberapa
jam saja, jika terlalu lama maka ia akan mati. Ikan betok bersifat predator dan
sebagai hama di kolam budi daya.
Ciri-ciri induk jantan dan betina
Betina :
- Tubuh gemuk dan lebar
kesamping,
- Warna badan agak gelap,
- Sirip punggung lebih pendek,
- Bagian bawah perut agak
melengkung,
- Jika matang gonad pada bagian
perut diurut akan keluar telur,
- Alat kelamin berwarna
kemerah-merahan.
Jantan :
- Tubuh ramping dan panjang,
- Warna badan agak cerah,
- Sirip punggung lebih panjang,
- Bagian bawah perut rata,
- Jika perut diurut akan keluar
cairan sperma berwarna putih susu.
Syarat
Tumbuh Ikan Betok (Anabas testudineus)
Pertumbuhan
secara umum adalah perubahan ukuran, atau massa dari suatu unit kehidupan
secara bertahap dalam hitungan waktu. Hal ini dapat berlaku dalam bagian
organisme, atau bahkan hingga dalam skala populasi.
Dalam
populasi, setiap bagiannya memiliki perbedaan dalam pertumbuhan bahkan ada yang
bersifat negatif (Royce, 1973). Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor
internal umumnya sulit dikontrol, diantaranya adalah keturunan, sex, umur,
parasit, dan penyakit. Faktor eksternal yang utama yang mempengaruhi
pertumbuhan ialah makanan dan suhu perairan (Effendie, 1997). Ikan betok jantan
memiliki berat yang lebih besar dibandingkan ikan betina pada panjang tubuh
yang sama.
Tingkah Laku dan Habitat Penyebaran Ikan Betok
Betok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengansaluran air terbuka.
Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Ikan betok
jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar. Dalam
keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan insang.
Akan tetapi, seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan betok
memiliki organ labirin (labyrinth
organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna
manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang
masih berair.
Ikan betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan
dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai
semacam “kaki depan”. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama
bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan
mati.
Ikan betok merupakan ikan danau atau rawa (blackfishes), namun keika musim kemarau
dan ketinggian air berkurang, ikan ini akan berusaha menuju sungai
besar melalui sungai-sungai kecil yang merupakan penghubung menuju sungai
induk. Ketika musim hujan ikan ini sering terlihat di wilayah daratan yang
hanya dipenuhi beberapa sentimeter air saja, namun ketika musim kemarau ikan
ini biasanya berada di perairan yang berlumpur (Inger dan Kong, 1962).
Di
Indonesia, ikan ini dapat ditemukan di Sulawesi, Daratan Sunda, Sumatra,
Kalimantan, dan termasuk ikan introduksi untuk Irian Jaya. Penyebaran ikan
betok di dunia cukup luas mulai dari India, Tiongkok, Srilangka, Cina bagian
Selatan, Philipina, Asia Tenggara lainnya, dan juga sepanjang garis Wallacea.
Ikan ini merupakan ikan asli di wilayah Asia Tenggara, Sri Langka, Filipina,
Cina.Ikan ini menyebar di kepulauan Indo-Australia (Berra, 2001).
Jenis dan
Kualitas Makan Ikan
Setiap hewan membutuhkan energi untuk pertumbuhan,
pemeliharaan dan juga reproduksi, energi tersebut berasal oleh makanan. Pada
dasarnya, organisme yang baru lahir akan menerima makanan dari induknya, namun
selanjutnya akan diupayakan oleh organisme itu sendiri (Nikolsky, 1963).
Makanan
adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan diserap oleh ikan sehingga dapat
digunakan untuk menjalankan metabolisme tubuhnya. Kebiasaan makanan (food
habit) ikan penting diketahui, karena pengetahuan ini memberikan petunjuk
tentang pakan, dan selera organisme terhadap makanan.
Menurut
(Effendie, 1997) kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan
yang dimakan oleh ikan. Makanan alami ikan berasal dari berbagai kelompok
tumbuhan dan hewan yang berada di perairan tersebut (Lagler, 1972). Suatu
spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan
makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan dinamika
populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu
perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut
yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan
lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut.
Adanya
makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti di atas
ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas
permukaan.
Jenis-jenis
makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung pada kesukaan
terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim serta habitat
hidupnya. Tidak semua jenis makanan yang tersedia di sekitarnya dimakan dan
dapat dicerna dengan baik oleh ikan.
Faktor-faktor
yang menentukan dimakan atau tidaknya suatu jenis organisme makanan oleh ikan
antara lain: ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna terlihatnya makanan,
dan selera ikan terhadap makanan.
Sedangkan
jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu spesies ikan tergantung kepada
kebiasaan makanan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan, serta suhu air,
juga kondisi umum dari spesies ikan tersebut (Beckman, 1962 dalam Asyarah,
2006). Berdasarkan jumlah variasi makanan, ikan dapat dibagi menjadi:
1)
Euryphagic adalah ikan pemakan
bermacam-macam makanan.
2)
Stenophagic adalah ikan pemakan
makanan yang macamnya sedikit atau sempit.
3)
Monophagic adalah ikan yang
makanannya terdiri dari satu macam makanan.
Jenis
makanan yang akan dimakan oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan di
alam, dan juga adaptasi fisiologis ikan tersebut misalnya panjang usus, sifat
dan kondisi fisologis pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk
tubuh dan tingkah lakunya (Welcomme, 2001).
Seperti
telah dikemukakan bahwa berdasarkan makanannya secari garis besar ikan dapat
digolongkan menjadi herbivora, karnivora, omnivora dan sebagainya. Akan tetapi
dalam kenyataanya banyak sekali overlap
disebabkan oleh keadaan habitat sekelilingnya dimana ikan itu hidup.
Oleh karena,
itu dalam pemeriksaan untuk menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya
memerlukan contoh yang besar diambil dari berbagai macam lokasi. Apabila satu
spesies ikan telah di ketahui secara umum kebiasaan makanannya.
Tetapi
ketika diambil dari suatu perairan tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya,
hal ini menunjukkan bahwa habitat itu secara alami tidak sesuai dengan ikan
itu. Banyak sekali penelitian yang menunjukkan walaupun ikan itu sama
spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila habitat perairannya sedikit berbeda
hasilnya tidak sama.
Dengan
demikian penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat relatif.
Penyebaran organisme makanan yang dominan menyebabkan pengambilan makanan itu
akan bertambah sedangkan pengambilan organisme yang lain oleh ikan itu akan
menurun. Ketersediaan makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila
kita menganalisa makanan ikan itu dan membandingkannya dengan makanan yang
terdapat dalam perairan.
Kebiasaan
Cara Makan Ikan (Feeding Habits)
Menurut
(Effendie, 1997) Kebiasaan cara makan ikan adalah cara ikan mendapatkan
makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata.
Penciuman
dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan
dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh. Ikan
yang menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu
cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan penciuman
dan persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk
mulut akan diterima atau ditolak.
Aktifitas
mencari makan pada ikan pada alam bebas merupakan pekerjaan harian yang rutin
dimana makanan tadi diketahui oleh ikan dengan cara penglihatan, perabaan,
penciuman. Makanan yang tersedia di alam dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat
diketahui dengan mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan
dilengkapi dengan daftar diet harian yang diambil ikan berbagai umur dan
ukuran.
Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara
memakan pada ikan sering kali di hubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan
fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya.
Jadi ikan herbivora secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak
mempunyai kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan.
Oleh karena itu, ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang
lambat dicerna.
Ikan
herbivora ini harus dapat mengekstraksi nutrisi melalui ususnya yang panjang.
Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu
yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang
sudah dicerna. Secara kontras ikan karnivora mempunyai usus yang lebih pendek
khusus.
Beberapa garis besar morfologi
macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan makanannya:
a. Ikan herbivora
Tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis
insang yang lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak
mempunyai lambung yang benar yaiut bagian usus yang mempunyai jaringan otot
kuat, mengekresikan asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat
pencerna makanannya. Ususnya panjang, berliku-liku, dindingnya tipis.
b. Ikan
karnivora
Mempunyai
gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan jari-jari tapis ingsangnya
menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut dan mengilas mangsa. Punya
lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.
c. Ikan omnivora
Mempunyai gigi kecil, lambung berbentuk
kantung, memiliki usus sedang atau hampr sama dengan panjang tubuhnya.
Berdasarkan
kebiasaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda
untuk mengambil makanannya. Letak mulut ada yang inferior (di bawah kepala)
seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer, Polyodon, dan lain-lain.
Mulut yang
letaknya terminal (di ujung depan kepala) terdapat kebanyakan ikan, mulut ikan
yang letaknya superior (di bagian atas). Selain letaknya, mulut ikan bervariasi
baik dalam bentuk, besar dan perlengkapan lainnya seperti gigi, alat peraba dan
lainnya.
Variasi
pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian
fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada
ikan lain yang tidak mempunyai bentuk tadi.
Keadaan
demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan
yang khas memberikan kemungkinan kecil sekali terjadi persaingan interspesifik.
Dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu mengadakan penyesuaian yang
menguntungkan dalam cara pengambilan makanan terhadap lingkungannya.
Untuk larva
ikan, mata merupakan indera yang penting untuk mencari dan menangkap
makanannya. Bila larva menemukan mangsa didepan tubuhnya ia akan beraksi dengan
menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ia
menggerakkan tubuh berupa loncatan-loncatan kecil. Bila mangsa sudah dekat
yaitu kira-kira 1–2 mm di depan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari
posisi badan berbentuk huruf s kemudian menangkap mangsa tadi.
Ikan ini
sebagai pemakan plankton yang mempunyai mulut relatif kecil dan umumnya tidak
ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari
tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton yang di makan.
Plankton yang masuk ke dalam mulut bersama-sama air, plankton akan tinggal
dalam mulut sedangkan airnya akan melalui celah insang.
Umumnya
mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat pencernaan tidak
mempunyai lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan plankton relatif
panjang tetapi tidak dilengkapi dengan perlengkapan sempurna untuk mencerna.
Ikan pemakan plankton kalau makan, ada yang suka membentuk suatu kelompok dan
mencari kelompok plankton yang padat.
Ikan
pemakan dasar, pada waktu mencari makanan mengunakan sungut untuk meraba dasar
perairan. Persentuhan sungut dengan mangsa atau makanannya akan menggerakkan
mulut untuk mengambil mangsa. Kebanyakan makanan yang diambil terdiri dari
invertebrata.
Mulut
pemakan dasar, ada yang dilengkapi dengan gigi halus yang memenuhi ruang atas
dan bawah, tetapi ada pula yang tidak dilengkapi dengan gigi seperti yang terdapat
pada ikan mas. Ikan mas yang sudah tua dan besar akan merubah kebiasaan
makanannya dari pemakan dasar menjadi pemakan rumput.
Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan
buas aktif mencari makanan dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak
aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung.
Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas yang
suka berkelompok jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil mangsa
tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingkan dengan ikan yang
terisolir. Tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanan
tadi.
Kadang-kadang
ikan buas mengalami kesulitan menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa
tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang
terlepas.
Menurut
(Jhingran, 1975), ikan betok di India memiliki jenis makanan yang berbeda pada
setiap fase hidupnya. Pada masa larva, ikan betok akan memakan protozoa, dan
kutu air. Kemudian ketika pada tahap juvenil, ikan betok akan memakan nyamuk
atau insekta air lainnya misalnya kutu air. Pada tahap dewasa, ikan akan
memakan insekta, kutu air, fragmen tumbuhan, serta ikan. Namun, secara
keseluruhan makanan utamaikan betok adalah serangga.
Hasil
penelitian (Samuel, 2002) juga disebutkan bahwa berdasarkan analisa organisme
makanan ikan betok yang terdapat di Danau Arang-Arang, Jambi adalah dominan
detritus, kemudian juga terdapat cacing dan ikan. Menurut (Axelrod, 1983) pada
tahap larva, ikan betok memakan alga kecil bersel tunggal, selanjutnya alga
besar bersel tunggal atau alga bersel banyak.
Sehubungan
dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakan
feeding periodicity yaitu, masa aktif
ikan untuk mencari makanan selama 24 jam. Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada
yang dua kali. Lamanya ada yang satu jam atau dua jam bahkan ada yang terus
menerus.
Secara umum,
kebiasaan makan ikan dibagi menjadi beberapa hal seperti berikut :
a. Kebiasaan makan ikan berdasarkan
tempat
1) Ikan dasar perairan (domersal),
yakni ikan jenis ini banyak menghabiskan aktivitasnya di dasar perairan.
Contohnya: lele dumbo dan patin.
2) Ikan lapisan tengah
perairan, yakni ikan yang mencari makanan yang mengapung di tengah perairan.
Ikan jenis ini hanya sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di
dasar perairan. Contohnya : ikan mas dan ikan bawal.
3) Ikan permukaan
perairan, yakni ikan yang mencari makanan di permukaan air. Umumnya, ikan jenis
ini menghabiskan waktunya lebih lama berada di lapisan atas perairan. Ikan
dengan kebiasaan seperti ini disebut dengan pelagis atau ikan permukaan. Ikan
gurami, ikan mujair, ikan nila termasuk dalam kategori ini.
4) Ikan menempel, yakni
ikan pemakan bahan organik yangmenempel pada subtrat (benda yang terdapat di
dalam air), baik yang berada di dalam kolam air (lapisan tengah) maupun yang
berada di dasar perairan. Ikan nilem dan ikan sapu-sapu termasuk dalam kategori
ini.
b. Kebiasaan makan ikan berdasarkan waktuss
1) Jenis ikan yang aktif mencari
makan pada siang hari (diurnal).
Aktivitas makan ikan ini banyak dilakukan pada siang hari. Pada malam
hari, mereka lebih banyak beristirahat. Misalnya: ikan mas, nila, bawal,
dan gurami.
2) Jenis ikan yang aktif mencari
makan pada malam hari (nocturnal). Jenis ikan yang aktif mencari makanan
pada malam adalah lele dumbo, lele lokal, dan patin (jambal).
Kerangka
Pikir
Ikan
betok (Anabas testudineus) dikenal
sebagai ikan pemakan bermacam-macam makanan di perairan tawar. Ikan betok (Anabas testudineus) menggunakan
penciuman dan persentuhan dalam mencari makanan jika perairan tersebut kurang
cahaya atau dalam perairan keruh.
Biasanya
ikan ini akan terus tumbuh jika ketersediaan makanan di perairan tersebut masih
tersedia. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung
pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu.
Oleh karena itu, penelitian ini
menfokuskan pada pengaruh jenis makanan terhadap pertumbuhan ikan betok (Anabas testudineus). Jenis makanan yang
dimaksud dalam objek penelitian ini adalah cacing tanah, kangkung dan roti
untuk setiap perlakuan pada ikan betok (Anabas
testudineus). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut :
Daftar isi
Pemerian
Ikan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga
sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras
kaku.
Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak
kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama
di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak
beraturan. Sebuah bintik hitam (kadang-kadang tak jelas kelihatan) terdapat di
ujung belakang tutup insang.
Kiat Tips dan cara memancing ikan Papuyu atau bethok atau engkut krup
- Bagaimana memancing ikan papuyu agar cepat dan sukses.
Peralatan :
1. Joran bambu atau buatan
2. Pelampung khusus ikan betok atau papuyu
3. Kail ukuran kecil saja
4. pemisah kail
Jenis Umpan ikan papuyu / bethok :
1. Cacing , cacing tanah
2. Kroto besar, kroto kecil yang sudah diolah dengan perekat getah nangka dan minyak ikat
3. Anak lebah / anak naning / anak tawon
4. Anak kecoa (kecoa kecil kehitaman)
5. Jangkrik
6. Udang Kupas
7. Ulat Bumbung / cengkilung
8. Ulat daun pisang
Untuk Bom / chumming / perangsang :
1. kroto kecil , ditaburkan sedikit saja di sungai yang diperkirakan ada ikan bethoknya maka ikan puyu atau betok terdekat akan mendekat ,
2. pelet / katul / dedak
Tehnik mengetahui keberadaan Ikan papuyu :
1. Mengeluarkan gelembung udara besar (lebih besar dari gelembung ikan sepat) terlihat diatas permukaan air pertanda bahwa ikan betok besar ada disekitar.
2. Kehidupan ikan papuyu terpisah dengan ikan papuyu yang lainnya, sehingga ketika memancing ikan papuyu besar harus berpindah pindah setelah mendapat - / + 2 ekor
papuyu besar.
3. Sarang tempat tinggal ikan papuyu besar biasanya berada dibawah tumbuhan air seperti kapu , eceng gondok , dan tumbuhan air lainnya yang tidak terlalu dalam
4. Ikan papuyu akan keluar sarang ketika hujan dan panas atau menjelang magrib.
5. Ikan papuyu yang masih kecil dan ukuran sedang cenderung hidup bergerombol dan tetap ditempat dimana ada banyak makanan.
6. Jika musim hujan ikan betok ini cenderung bersembunyi didaerah yang terlindung seperti dibawah jembatan dan dibawah tumbuhan air
7. Jika musim kemarau ikan betok atau papuyu ini senang di perairan agak tinggi disekitar ikan sepat.
8. Ikan Papuyu cenderung berada di perairan tenang tidak berarus
Tips dan Tehnik memancing ikan puyu atau ikan betok :
1. Dengan menggunakan umpan cacing joran diturun naikkan biar cacing diair terlihat melambai lambai,
2. Menggunakan umpan kroto yang besar dengan cara memasang dikail perlahan sampai ujung dan dirapikan umpannya keujung kail diusahakan agar krotonya tidak terlalu
bocor karena kail, joran dilabuhkan ke tempat spot yang sudah di lempar perangsang kroto kecil. Jika umpan kroto pada kail sudah tidak terlihat lagi cairan putihnya segera ganti dengan kroto yang lain , karena ikan puyu lebih menyukai kroto yang masih ada cairan susunya.
Referensi
- http://id.wikipedia.org/wiki/Betok
- http://irfanmaulanasyihab.blogspot.com/2012/05/makan-dan-kebiasaan-makan-ikan-betok.html
- http://www.beritamancing.com/2011/12/ikan-betok-melekat-di-hati-pancinger.html
- http://bawalah11.blogspot.com/2014/01/mengenal-morfologi-tingkah-laku-dan.html
- http://ikan-betok.blogspot.com/
- http://kiostips.blogspot.com/2012/11/tentang-ikan-bethik-dan-trik-mudah.html
- http://akumasihwaras.blogspot.com/2013/01/pengaruh-jenis-makanan-terhadap.html
- http://perikanan88.blogspot.com/2012/09/ikan-betok-anabas-testudineus-bloch.html
- http://marivanyblog.blogspot.com/2013/03/tips-dan-trik-memancing-ikan-papuyu.html
- http://canduraxsfish.webs.com/budidayaikanbetok.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar