Rabu, 18 November 2015

MAKALAH ALAT TANGKAP BUBU DASAR (Ground Fish Pots)



MAKALAH DASAR DASAR PENANGKAPAN IKAN
ALAT TANGKAP BUBU DASAR (Ground Fish Pots)





OLEH :
-          NGALEMI GINTING         (E1E013021)


FAKULTAS PETERNAKAN
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah alat tangkap BUBU   ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca dan teman – teman  untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.






Jambi,                     2014

                                                                                                            penulis



!
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................!
DAFTAR ISI.............................................................................................................!!
PENGERTIAN BUBU............................................................................................1
A.    Pengertian Bubu Dasar...............................................................................1
B.     Cara Pengoperasian Bubu Dasar...............................................................1
C.    Daerah Penangkapan Bubu Dasar............................................................2
D.    Hasil Tangkapan Bubu Dasar....................................................................2
E.     Kelebihan dan Kelemahan Bubu Dasar....................................................2
PENUTUP.........................................................................................................4
A.    Kesimpulan..................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................5
                                             










!!
PENGERTIAN BUBU
A.    Pengertian Bubu Dasar
Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal di kalangan nelayan variasi bentuknya banyak sekali, hamper setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri. Bentuk bubu ada yang seperti: sangkar (cages), silinder (cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah lingkaran, dan lain-lainnya. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu (bamboo’s splitting or-screen). Secara garis besar bubu terdiri dari bagian-bagian badan (body), mulut (funnel) atau ijeb, dan pintu (Partosuwiryo, 2002).
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan penghadang “ guiding barriers “.
Dalam operasionalnya, bubu terdiri dari tiga jenis, yaitu :
·          Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan.
·          Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan.
·          Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan.

B.     Cara Pengoperasian Bubu Dasar
Bubu dasar bervariasi menurut besar kecilnya penggunaan sesuai dengan kebutuhan. Bubu kecil umumnya berukuran panjang 1 m, lebar 50-75 cm, dan tinggi diantara 25-30 cm. Untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m, dan tinggi antara 75-100 cm. Bahan yang digunakan pada bubu dasar biasanya berupa kawat, besi, ataupun bambu.
Sebelum alat penangkap dimasukan kedalam perairan maka terlebih dahulu menentukan daerah penangkapan.penentuan daerah penangapan tersebut didasarkan pada tempat yang diperkirakan banyak ikan demersal ,yang biasanya ditandai dengan banyaknya terumbu karang atau pengalaman dari nelayan.

1
Dalam operasional penangkapannya bisa tunggal (umumnya bubu berukuran besar), bisa ganda (umumnya bubu berukuran kecil atau sedang) yang dalam pengoperasiannya dirangkai dengan tali panjang yang pada jarak tertentu diikatkan bubu tersebut. Bubu dipasang di daerah perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan. Bubu dilengkapi dengan pelampung yang dihubungkan dengan tali panjang. Setelah bubu diletakkan di daerah operasi, bubu ditinggalkan.
Bagi bubu yang tidak manggunakan umpan, setelah tiba di daerah penangkapan,maka dilakukan penurunan pelampung tand dilanjutkan penurunan bubu beserta pemberatnya,sedangkan bubu yang menggunakan umpan (biasanya dari ikan) terlebih dahulu dimasukan umpan alu di masukan kedalam perairan.setelah dianggapposisinya sudah baik maka pemasangan bubu dianggap selesai., untuk kemudian diambil 2-3 hari setelah dipasang, kadang hingga beberapa hari.
C.    Daerah Penangkapan Bubu Dasar
Dalam operasi penangkapan, bubu dasar biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan.
D.    Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan dengan bubu dasar umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dll.
E.     Kelebihan dan Kelemahan Bubu Dasar
Kelebihan bubu dasar:
·         Dapat menangkap ikan yang tergolong ikan dasar perairan maupun permukaan perairan.
·         Relatif murah dan mudah cara pengoperasiannya.
·         Cukup efektif dan efisien untuk tangkapan ikan atau kepiting yang berada di dasar perairan.
2
Kelemahan bubu dasar:
·         Dapat terbawa arus dasar perairan apabila arus terlalu deras dan tidak diikatkan oleh media yang tetap (batang pohon, bambu, atau kayu)
·         Apabila tidak ada penanda khusus, bubu mungkin dapat hilang diambil/dicuri orang.
·         Apabila ada penanda khusus namun hilang, maka bubu juga sulit untuk proses hauling.
·         Apabila bubu yang digunakan dari bahan yang mudah berkarat (korosi) dan tidak segera diambil maka dapat merusak terumbu karang.

























3
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Konstruksi alat tangkap bubu terdiri dari badan (body), mulut (funnel) atau ijeb, pintu, tali, penanda, dan umpan.
2.      Teknik pengoperasian alat tangkap bubu dimulai dari setting sampai hauling yang diperlukan beberapa hari untuk mendapatkan hasil tangkapan.
3.      Aplikasi bubu terhadap hasil tangkapan ikan yaitu memiliki produktivitas tangkapan yang cukup tinggi dan merupakan alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan untuk keberlanjutan usaha perikanan.















4
DAFTAR PUSTAKA
Partosuwiryo, S. 2002. Dasar-dasar Penangkapan Ikan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Partosuwiryo, S. 2008. Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan. Citra Aji Parama. Yogyakarta.
Zulkarnaen, I. 2007. Pemanfaatan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) dengan Bubu di Perairan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak. Institut Tinggi Bandung. Bandung.















5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar